Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang
diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap
atau disebut juga Open-Ended problem atau soal terbuka. Siswa yang
dihadapkan dengan Open-Ended problem, tujuan utamanya bukan untuk
mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada
suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu pendekatan atau metode dalam
mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak.
Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan
hilang apabila hanya ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan
atau hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut. Contoh
penerapan masalah Open-Ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika
siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam
menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi pada jawaban (hasil)
akhir.
Pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended
diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran
harus mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara
serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang
kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang
baru.
Tujuan dari pembelajaran Open-Ended
problem menurut Nohda (Suherman, dkk, 2003; 124) ialah untuk membantu
mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematik siswa melalui problem
posing secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir
matematik siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
setiap siswa.
Pendekatan Open-Ended menjanjikan kepada suatu
kesempatan kepada siswa untuk meginvestigasi berbagai strategi dan cara yang
diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tiada
lain adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara
maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa
terkomunikasi melalui proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran
pembelajaran dengan Open-Ended, yaitu pembelajaran yang membangun
kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk
menjawab permasalahan melalui berbagai strategi.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended,
siswa diharapkan bukan hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada
proses pencarian suatu jawaban. Menurut Suherman dkk (2003:124) mengemukakan
bahwa dalam kegiatan matematik dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi
ketiga aspek berikut:
1. Kegiatan
siswa harus terbuka
Yang
dimaksud kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran harus
mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas
sesuai kehendak mereka.
2. Kegiatan
matematika merupakan ragam berpikir
Kegiatan
matematik adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau
sebaliknya.
3. Kegiatan
siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar